Citrameditama.com. Kota Tasikmalaya – Menanggapi keluhan petani Tasikmalaya karena serangan hama wereng di sawahnya, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan bergerak cepat melakukan koordinasi dengan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Barat untuk melaksanakan gerakan pengendalian wereng dan bimbingan teknis bagi petani. Hama wereng atau lebih tepatnya wereng batang cokelat (WBC) merupakan hama yang mampu berkembang dan menyebar dengan cepat. Serangan hama ini mampu menurunkan potensi produksi padi jika tidak dikendalikan secara cepat dan tepat sehingga akan mengancam upaya peningkatan produksi.
Dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan oleh petugas Pengendali OPT (POPT), serangan WBC memang mulai meningkat populasinya. Namun POPT dan pemerintah setempat telah berkoordinasi dan mendorong petani untuk masif melakukan gerakan pengendalian wereng dalam seminggu kemarin, baik gerakan pengendalian yang difasilitasi oleh Pemerintah Pusat, Daerah, maupun swadaya petani.
Salah satunya adalah gerakan pengendalian WBC yang dilakukan pada hari jumat (31/5) di pertanaman Desa Sambongpari, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya. Diketahui hama ini menyerang tanaman padi seluas 3 ha dengan varietas dominan yaitu IR 64 pada tanaman umur 45 - 50 hst. Sebelumnya, gerakan pengendalian WBC juga telah dilakukan di Kelurahan Tamansari Kecamatan Tamansari, Kelurahan Sukamulya dan Sukalaksana Kecamatan Bungursari, serta Kelurahan Ciherang Kecamatan Cibeureum. Gerakan pengendalian dihadiri oleh Dinas Pertanian, Koordinator Satuan Pelayanan Wilayah V Tasikmalaya, Koordinator POPT dan petugas POPT Kota Tasikmalaya, Penyuluh, Babinsa, serta petani setempat.
Merespon hal tersebut, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menginstruksikan kepada seluruh jajarannya agar tidak lengah dan terus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman OPT atau hama penyakit semaksimal mungkin. “Antisipasi serangan OPT sedini mungkin mulai dari persemaian, intensifkan gerakan pengendalian, terutama yang ramah lingkungan. Upaya-upaya preventif atau pencegahan harus kita kedepankan karena mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Kita laksanakan arahan Bapak Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, untuk terus mengawal dan menuntaskan masalah-masalah pertanian, termasuk serangan OPT. Serangan OPT teratasi, panen lebih pasti dan produksi pangan nasional tetap terjaga,” ungkap Suwandi.
Senada dengan Suwandi, Rachmat yang merupakan Direktur Perlindungan Tanaman Pangan menjelaskan bahwa pihaknya terus mengingatkan seluruh jajaran perlindungan tanaman pangan dari tingkat pusat sampai tingkat lapangan untuk selalu siap siaga tanpa kenal hari libur. “Kami minta tim dari Dinas Pertanian, BPTPH, petugas POPT, Penyuluh dan petani untuk lebih intensif melakukan kegiatan pengamatan OPT di wilayahnya. Terus waspada dan segera gerak cepat melakukan tindakan pengendalian OPT agar serangan wereng ini dapat kita tekan dan tidak meluas. Lakukan upaya-upaya pengendalian OPT secara cepat, efektif, dan sesuai prinsip PHT,” terang Rachmat.
Koordinator Satuan Pelayanan Wilayah V Tasikmalaya, Syarifudin, menyatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan serangan wereng di wilayah tersebut adalah waktu tanam yang tidak serentak. “Penanaman padi yang tidak serentak membuat siklus hidup wereng ini tidak terputus karena makanannya selalu tersedia di hamparan tersebut. Sebagai upaya antisipasi agar serangannya tidak meluas dan menyebar ke wilayah lain, kami juga menyiapkan logistik gerakan pengendalian OPT berupa bahan pengendali ramah lingkungan, yaitu agens hayati dan pestisida nabati. Akan tetapi, jika kondisi serangan sudah melewati ambang pengendalian maka mau tidak mau harus megaplikasikan pestisida kimia,” jelas pria yang akrab disapa Syarif ini.
Sebelum pelaksanaan gerakan pengendalian, terlebih dahulu diberikan bimbingan teknis oleh petugas POPT kepada petani. Materi yang diberikan diantaranya tentang pengenalan ekobiologi WBC dan cara pengendaliannya yang baik dan benar serta aplikasi insektisida kimia yang bijaksana. Gerakan pengendalian yang telah lakukan ini selanjutnya akan dievaluasi sekitar tiga hari kemudian untuk mengetahui efektivitas pengendalian dan perkembangan OPT.
Leave a Comment